Harga Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi Hampir Rp1,81 Miliar

- Bitcoin mencapai rekor tertinggi hampir Rp1,81 miliar.
- Lonjakan harga di tengah momentum pasar dan permintaan institusional mendorong kenaikan.
- Prospek dan respons pasar global terhadap lonjakan harga Bitcoin.
Jakarta, IDN Times - Harga Bitcoin melonjak ke rekor tertinggi mendekati 112 ribu dolar Amerika Serikat (AS) (Rp1,81 miliar), pada Rabu (9/7/2025). Kenaikan ini terjadi di tengah meningkatnya minat risiko di pasar global.
Bitcoin sempat menyentuh puncak 111.988,90 dolar AS (Rp1,81 miliar) dan terakhir diperdagangkan di level 111.259 dolar AS (Rp1,80 miliar), naik 0,4 persen dari hari sebelumnya.
1. Lonjakan harga di tengah momentum pasar
Lonjakan harga Bitcoin terjadi bersamaan dengan reli di pasar saham, di mana indeks Nasdaq juga mencatat rekor tertinggi. Sejak awal tahun 2025, Bitcoin telah mengalami kenaikan lebih dari 18 persen. Hal ini menunjukkan adanya korelasi positif antara aset kripto dan pasar modal pada periode tersebut.
Data dari CoinGlass mencatat hampir 340 juta dolar AS (Rp5,5 triliun) posisi short Bitcoin dilikuidasi dalam empat jam saat harga mencapai rekor baru. Peristiwa ini menandakan tingginya volatilitas dan aktivitas perdagangan di pasar derivatif.
2. Permintaan institusional mendorong kenaikan
CoinGlass melaporkan bahwa total aset Bitcoin yang dikelola oleh ETF telah melampaui 130 miliar dolar AS (Rp2,1 kuadriliun) pada paruh pertama 2025. Permintaan dari institusi seperti dana pensiun, bank, dan perusahaan investasi menjadi pendorong utama kenaikan harga.
“Bitcoin terus menarik minat institusi sebagai lindung nilai terhadap devaluasi mata uang dan ketidakstabilan makroekonomi," kata John D’Agostino, Head of Strategy di Coinbase Institutional, dilansir FinTech Magazine.
Fenomena ini memperkuat posisi Bitcoin sebagai aset alternatif di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Bitcoin menjadi lebih aman seiring pertumbuhan kapitalisasi pasarnya. Valuasi triliunan dolar membuatnya layak dipertimbangkan investor institusi besar,” ujar Anthony Pompliano, CEO Professional Capital Management, dikutip India Today.
3. Prospek dan respons pasar global
Analis dari Standard Chartered memperkirakan bahwa adopsi Bitcoin sebagai aset cadangan akan terus berlanjut di paruh kedua tahun ini. Mereka menyoroti perubahan perilaku pasar pasca-halving dan meningkatnya minat institusional sebagai faktor utama.
“Volatilitas Bitcoin yang menurun sering kali menjadi pertanda kenaikan besar berikutnya. Para bull yang tenang adalah yang terbaik," ujar Charlie Morris, Chief Investment Officer ByteTree, dilansir CoinDesk.
Selain itu, saham perusahaan terkait kripto seperti Coinbase dan MicroStrategy juga mengalami kenaikan sekitar 5 persen seiring reli Bitcoin. Hal ini menegaskan dampak positif lonjakan harga Bitcoin terhadap ekosistem aset digital secara keseluruhan.