Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Faktor yang Mempengaruhi Harga Bitcoin, Simak Baik-Baik

ilustrasi Bitcoin (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi Bitcoin (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Regulasi pemerintah mempengaruhi harga Bitcoin, seperti larangan penambangan kripto oleh China yang membuat harga Bitcoin anjlok tajam.
  • Permintaan dan penawaran Bitcoin dipengaruhi oleh jumlah Bitcoin yang terbatas dan proses halving setiap empat tahun.
  • Sentimen pasar dan media memiliki peran besar dalam membentuk psikologi pasar kripto, seperti dukungan Elon Musk yang memicu lonjakan harga.

Bitcoin merupakan aset kripto paling populer di dunia yang menarik perhatian para investor, analis keuangan, hingga pemerintah. Aset ini sering kali jadi bahan pembicaraan karena harganya yang sangat fluktuatif. Banyak orang tertarik untuk berinvestasi, tapi belum tentu paham apa saja yang mempengaruhi pergerakan harganya.

Padahal, memahami penyebab fluktuasi harga Bitcoin bisa membantu mengambil keputusan yang lebih bijak, baik untuk investasi jangka pendek maupun panjang. Tidak seperti mata uang tradisional yang dipengaruhi kebijakan bank sentral, harga Bitcoin bergerak berdasarkan mekanisme pasar yang unik.

Yuk, simak lima faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin.

1. Regulasi pemerintah

ilustrasi hukum dan kebijakan (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Kebijakan pemerintah terhadap aset kripto sangat berpengaruh terhadap pergerakan harga Bitcoin. Ketika negara besar seperti Amerika Serikat atau China mengeluarkan kebijakan yang memperketat penggunaan atau perdagangan kripto, pasar cenderung merespons negatif dengan aksi jual besar-besaran. Sebaliknya, jika ada wacana legalisasi atau dukungan dari lembaga keuangan resmi, harga Bitcoin biasanya akan mengalami kenaikan signifikan akibat meningkatnya kepercayaan pasar.

Contohnya, ketika SEC di AS menyetujui ETF Bitcoin berbasis spot, pasar langsung menunjukan tren positif. Di sisi lain, larangan penambangan kripto oleh pemerintah China beberapa tahun lalu sempat membuat harga Bitcoin anjlok tajam. Reaksi pasar terhadap regulasi tidak hanya berdampak pada harga, tetapi juga pada tingkat adopsi teknologi blockchain secara luas.

2. Permintaan dan penawaran

ilustrasi market cryptocurrency (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi market cryptocurrency (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Seperti aset lainnya, hukum dasar ekonomi permintaan dan penawaran tetap berlaku untuk Bitcoin. Namun, karena jumlah Bitcoin yang beredar dibatasi maksimal 21 juta koin, ketersediaannya sangat terbatas. Hal ini menyebabkan harga bisa melonjak ketika permintaan meningkat drastis, terutama saat terjadi krisis keuangan atau gejolak ekonomi global yang membuat orang mencari alternatif lindung nilai.

Penawaran Bitcoin juga dipengaruhi oleh proses halving, yaitu pengurangan imbalan penambang yang terjadi setiap empat tahun. Halving membuat laju produksi Bitcoin baru menjadi lebih lambat, sehingga pasokan menipis dari waktu ke waktu. Akibatnya, harga cenderung naik jika permintaan tetap tinggi sementara pasokan semakin terbatas.

3. Perkembangan teknologi dan infrastruktur

ilustrasi blockchain (freepik.com/freepik)
ilustrasi blockchain (freepik.com/freepik)

Kemajuan teknologi blockchain sebagai fondasi utama Bitcoin memiliki pengaruh besar terhadap persepsi pasar dan daya tarik aset ini. Ketika ada inovasi yang meningkatkan skalabilitas, keamanan, atau efisiensi jaringan Bitcoin, nilai Bitcoin bisa ikut terdongkrak karena dianggap semakin siap untuk digunakan secara luas. Misalnya, pengembangan Layer 2 seperti Lightning Network memungkinkan transaksi Bitcoin dilakukan lebih cepat dan murah tanpa membebani jaringan utama.

Selain itu, pembaruan teknis seperti SegWit dan Taproot menjadi contoh konkret bagaimana komunitas pengembang terus berupaya meningkatkan performa dan privasi di jaringan Bitcoin. Peningkatan teknologi semacam ini memberi sinyal positif kepada investor bahwa ekosistem Bitcoin masih aktif berkembang dan mampu beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Kemajuan di sisi teknis juga menjadi dasar bagi integrasi Bitcoin dengan sistem lain di sektor keuangan maupun teknologi digital.

4. Sentimen pasar dan media

ilustrasi bermain media sosial (unsplash.com/camilo jimenez)

Opini publik dan pemberitaan media memiliki peran besar dalam membentuk psikologi pasar kripto. Berita positif, seperti dukungan dari tokoh ternama atau perusahaan besar, sering kali memicu euforia dan menyebabkan lonjakan harga. Sebagai contoh, Elon Musk pernah memicu lonjakan harga Bitcoin hanya dengan satu cuitan yang menyebut dukungannya terhadap aset kripto tersebut.

Namun, dampaknya bisa berbalik arah bila sentimen berubah negatif. Isu lingkungan mengenai konsumsi energi dalam penambangan Bitcoin, atau rumor peretasan besar, bisa menimbulkan ketakutan dan aksi jual. Karena sebagian besar pelaku pasar kripto adalah investor ritel, volatilitas sering kali dipicu oleh emosi, bukan semata-mata analisis fundamental.

5. Kondisi ekonomi global

ilustrasi perdagangan global (pexels.com/Kaboompics)
ilustrasi perdagangan global (pexels.com/Kaboompics)

Kondisi makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan nilai tukar dolar AS juga berpengaruh terhadap harga Bitcoin. Saat inflasi tinggi dan mata uang fiat melemah, banyak investor mencari aset alternatif yang dianggap lebih stabil atau bebas dari kendali pemerintah, termasuk Bitcoin. Fenomena ini terlihat jelas selama masa pandemik COVID-19, ketika banyak investor institusional mulai melirik Bitcoin sebagai penyimpan nilai.

Kebijakan moneter seperti kenaikan suku bunga oleh bank sentral bisa menekan harga Bitcoin karena aset kripto cenderung dianggap lebih berisiko dibanding obligasi atau saham yang memberikan imbal hasil tetap. Dengan demikian, fluktuasi ekonomi global memberikan dampak langsung terhadap perilaku pasar kripto, baik dari sisi ritel maupun institusi.

Harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh beragam faktor yang saling berkaitan. Kelima faktor diatas memainkan peran penting dalam membentuk nilai tukar Bitcoin. Memahami kelima faktor tersebut berguna untuk mengambil keputusan investasi yang lebih bijak dan bertanggung jawab.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us