Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Istilah Penting Seputar Bisnis, Pengusaha Pemula Wajib Tahu!

ilustrasi mitra bisnis (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi mitra bisnis (pexels.com/Sora Shimazaki)
Intinya sih...
  • Cash flow adalah pergerakan uang masuk dan keluar dari bisnis, menunjukkan kestabilan keuangan usaha.
  • Break Even Point (BEP) menentukan titik di mana bisnis tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
  • Profit margin mengukur efisiensi dan profitabilitas bisnis dari setiap penjualan yang dilakukan.

Memulai bisnis membutuhkan lebih dari sekadar modal dan ide yang menarik. Salah satu fondasi penting yang sering kali diabaikan oleh pemula adalah pemahaman terhadap istilah-istilah dasar yang digunakan dalam praktik bisnis sehari-hari. Tanpa pemahaman yang cukup, pelaku usaha bisa mengalami kesulitan dalam membaca laporan keuangan, berkomunikasi dengan investor, atau bahkan menyusun strategi bisnis jangka panjang.

Dunia bisnis memiliki bahasa teknisnya sendiri yang terus berkembang seiring perubahan tren dan teknologi. Istilah-istilah dalam dunia bisnis tidak hanya sebatas kosakata teknis, tetapi mencerminkan proses, sistem, dan konsep yang membentuk cara kerja sebuah usaha. Oleh karena itu, penting bagi siapa pun yang ingin menekuni dunia kewirausahaan untuk mengenali dan memahami beberapa istilah utama berikut ini.

1. Cash flow

ilustrasi arus kas (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi arus kas (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Cash flow atau arus kas merupakan istilah yang merujuk pada pergerakan uang masuk dan keluar dari suatu bisnis dalam periode tertentu. Arus kas yang sehat menjadi indikator utama kestabilan keuangan usaha, karena menunjukkan sejauh mana bisnis mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti membayar utang, menggaji karyawan, atau membeli bahan baku. Meski sering kali diasumsikan bahwa laba besar berarti keuangan usaha stabil, kenyataannya bisnis bisa tetap mengalami masalah keuangan meski mencatat keuntungan jika arus kas tidak lancar.

Pengusaha pemula sering kali fokus pada pendapatan dan mengabaikan pentingnya memantau arus kas secara berkala. Padahal, cash flow yang negatif secara terus-menerus dapat menyebabkan kesulitan operasional bahkan kebangkrutan. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pencatatan transaksi secara rapi serta membuat proyeksi arus kas guna mengantisipasi kekurangan dana operasional di masa depan.

2. Break Even Point (BEP)

ilustrasi analisis BEP (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi analisis BEP (pexels.com/Kindel Media)

Break even point adalah titik di mana total pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa sama dengan total biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis. Dengan kata lain, pada titik ini bisnis tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Mengetahui BEP sangat penting karena membantu pemilik usaha menentukan target penjualan minimal agar bisnis tidak merugi.

BEP menjadi alat analisis yang krusial dalam pengambilan keputusan harga dan penghitungan skala produksi. Jika jumlah produk yang dijual masih di bawah titik impas, maka bisnis belum bisa disebut berjalan stabil. Mengetahui dan menghitung BEP juga membantu dalam menyusun strategi promosi dan efisiensi biaya untuk mempercepat tercapainya keuntungan.

3. Profit margin

ilustrasi uang (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi uang (pexels.com/MART PRODUCTION)

Profit margin mengukur seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari setiap penjualan setelah dikurangi seluruh biaya. Margin ini biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dan dapat menjadi indikator efisiensi serta profitabilitas sebuah bisnis. Semakin tinggi margin laba, semakin efisien bisnis tersebut dalam mengelola biaya operasional dan harga jual produk.

Ada beberapa jenis profit margin, seperti gross profit margin, operating profit margin, dan net profit margin, yang masing-masing memberikan gambaran berbeda terkait performa keuangan bisnis. Memahami perbedaan ini memungkinkan pengusaha melihat titik-titik kritis yang mempengaruhi profitabilitas, seperti beban produksi atau biaya tetap yang terlalu tinggi. Dengan demikian, strategi peningkatan laba bisa lebih terarah dan realistis.

4. KPI (Key Performance Indicator)

ilustrasi mengevaluasi bisnis (pexels.com/Artem Podrez)
ilustrasi mengevaluasi bisnis (pexels.com/Artem Podrez)

KPI atau Key Performance Indicator adalah alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan suatu bisnis dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. KPI bisa bersifat finansial maupun non-finansial, tergantung pada aspek yang ingin diukur, seperti pertumbuhan penjualan, tingkat kepuasan pelanggan, kecepatan pelayanan, atau efisiensi produksi. Penentuan KPI yang tepat membantu bisnis tetap fokus dan mengetahui apakah strategi yang dijalankan sudah berada di jalur yang benar.

Tidak semua data perlu dijadikan KPI. Penting untuk memilih indikator yang relevan, terukur, dan sesuai dengan tahap perkembangan bisnis. KPI yang terlalu banyak atau tidak relevan justru bisa membingungkan dan menghambat pengambilan keputusan. Dengan memilih dan memantau KPI secara berkala, pengusaha dapat menilai kinerja tim serta mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu ditingkatkan.

5. Return on Investment (ROI)

ilustrasi membuat rencana investasi (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi membuat rencana investasi (pexels.com/Yan Krukau)

Return on Investment atau ROI adalah indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas investasi yang dilakukan dalam sebuah bisnis. ROI menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan jumlah modal yang telah dikeluarkan. Rumus dasarnya cukup sederhana, yaitu laba bersih dibagi modal investasi, lalu dikalikan seratus untuk memperoleh persentase.

Pengukuran ROI sangat berguna dalam mengevaluasi keberhasilan pemasaran, pembelian aset, atau pengembangan produk baru. ROI yang rendah dapat menjadi sinyal bahwa investasi tersebut kurang menguntungkan atau perlu disesuaikan. Dengan menghitung ROI secara teratur, pemilik usaha bisa membuat keputusan yang lebih bijak terkait pengalokasian dana dan prioritas pengembangan bisnis.

Penguasaan istilah-istilah bisnis dasar ini memberikan pondasi kuat untuk mengambil keputusan lebih bijak. Istilah seperti cash flow, KPI, hingga ROI bukan sekadar teori, melainkan alat bantu dalam membuat keputusan yang berdampak langsung pada kelangsungan bisnis. Semakin cepat pengusaha mempelajari istilah ini, semakin siap pula dalam menghadapi tantangan dan peluang di dunia bisnis yang kompetitif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us