LPS Gelontorkan Rp300 Miliar Bayar Klaim Nasabah BPR Bangkrut

Jakarta, IDN Times - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menggelontorkan Rp300 miliar untuk membayar klaim nasabah dari 7 bank yang bangkrut pada tiga bulan pertama di 2024.
"Itu kira-kira (klaim) bayar nasabah BPR bangkrut sekitar Rp300 miliar yang dikeluarkan. Nanti kalau ada yang jatuh lagi kelihatannya jumlahnya di bawah Rp1 triliun untuk di tahun ini," ucap Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa di Fairmont Hotel, Jakarta, Kamis (21/3/2024).
1. BPR bangkrut karena masalah tata kelola
Ia menjelaskan setidaknya ada 7 hingga 8 BPR bangkrut per tahun. Kondisi ini terjadi bukan karena kondisi ekonomi, namun karena kesalahan tata kelola yang dilakukan oleh pengelola.
"Sebelum COVID-19, setiap tahun ada 7-8 BPR bangkrut bukan karena pengaruh ekonomi jelek tapi karena miss management utamanya (uang) disalahgunakan oleh pemiliknya," ucapnya dalam acara buka puasa bersama media.
Menurutnya, jika manajemen tata kelola BPR dijalankan dengan baik, maka kesehatan BPR pun akan baik juga dengan indikator meningkatnya servis BPR di masyarakat.
2. LPS bakal rekonsiliasi dan verifikasi sebelum bayar klaim
Dalam rangka pembayaran klaim penjaminan simpanan nasabah BPR, LPS akan memastikan simpanan nasabah dapat dibayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. LPS pun akan melakukan rekonsiliasi dan verifikasi atas data simpanan dan informasi lainnya untuk menetapkan simpanan yang akan dibayar.
Rekonsiliasi dan verifikasi tersebut akan diselesaikan LPS paling lama 90 hari kerja sejak tanggal pencabutan izin usaha.
"LPS enggak pernah gagal bayar kita pasti bayar asalkan memenuhi syarat," imbuh Purbaya.
3. Per akhir Desember BPR telah salurkan kredit Rp140,79 triliun
Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio NPL BPR pada Desember 2023 berada di level 9,87 persen susut 65 basis pin (bps) dari bulan sebelumnya sebesar 10,52 persen pada November 2023.
Batas maksimal yang ditetapkan regulator untuk NPL perbankan adalah 5 persen. Adapun total nilai kredit bermasalah di BPR itu mencapai Rp13,89 triliun per Desember 2023.
BPR telah menyalurkan kredit Rp140,79 triliun pada akhir Desember 2023. Capaian kinerja BPR ini nyatanya makin mendekati posisi Juli 2023, di mana NPL BPR sebesar 9,79 prsen dengan total nilai kredit bermasalah Rp13,35 triliun.