Penyebab Orang Miskin Tetap Miskin dan Kelas Menengah Sulit Kaya

Jakarta, IDN Times - Mobilitas sosial dan ketidaksetaraan kekayaan tak jarang menjadi perbincangan hangat. Sebagian orang bilang orang miskin tak punya kendali atas hidup mereka. Yang lainnya bilang siapa pun bisa sukses kalau mau kerja keras.
Satu pendapat menyangkal kita punya kekuatan untuk mengubah hidup kita sendiri, sementara yang lain lupa jika lingkungan sekitar juga punya pengaruh besar pada kita. Keduanya terlalu sederhana dalam pandangannya.
Kita semua tahu bahwa orang bisa berubah. Banyak yang sudah kita lihat bisa berkembang, baik dalam hal pribadi maupun finansial. Jadi, kenapa tidak ada lebih banyak orang yang bisa mendorong diri mereka untuk melampaui status sosial ekonomi mereka yang sebelumnya? Ini alasannya menurut GoBanking Rates.
1. Belajar mengelola uang dari pengalaman pribadi daripada dari sekolah

Susah jadi kaya kalau kamu tidak paham tentang uang. Tidak mengherankan, kemampuan mengelola uang berhubungan erat dengan kekayaan.
Tapi, di sekolah jarang diajarkan tentang keuangan pribadi atau investasi. Kita harus belajar sendiri di rumah, atau bahkan lebih buruk, belajar sendiri saat dewasa.
2. Meniru pandangan dan kebiasaan dari orang-orang di sekitar

Kalau kamu dibesarkan di lingkungan yang penuh dengan pengacara, bankir investasi, atau pengusaha, besar kemungkinan kamu akan memikirkan jalur karir seperti itu lebih dulu.
Kamu mungkin juga bisa dapat sedikit bantuan, seperti biaya kuliah, persiapan ujian, dan dikenalkan dengan orang-orang yang bisa membantu karier kamu. Tapi meskipun tidak dapat bantuan, kamu akan tumbuh dengan paham yang jelas tentang jalur karier itu. Kamu akan tahu langkah apa saja yang perlu diambil buat sampai di tempat yang kamu mau.
Panutan kamu mungkin orang yang kerja keras dan menghargai pendidikan. Orangtuamu juga mungkin mendorong kamu buat mendapat nilai bagus di sekolah, belajar bahasa asing, dan jalan-jalan buat liat budaya lain.
Tapi kalau kamu dibesarkan di lingkungan yang tidak lulus sekolah, banyak yang kerja dengan gaji rendah, atau menerima bantuan sosial, kamu akan mendapatkan pandangan dan kebiasaan apa? Mungkin bukan yang bisa membantu kamu sukses secara finansial. Bahkan, kamu bisa saja jadi tak suka dengan pendidikan.
3. Pendidikan tinggi biasanya berarti penghasilan yang lebih tinggi

Tidak heran jika memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi berkaitan erat dengan kekayaan. Bahkan, menurut Administrasi Social Security, pria yang memiliki gelar lanjutan bisa menghasilkan jauh lebih banyak dalam seumur hidupnya dibandingkan dengan mereka yang hanya lulus SMA.
Namun, jika kamu berasal dari lingkungan miskin, ada beberapa hambatan dalam meraih pendidikan tinggi. Pertama, secara budaya, kamu mungkin kurang termotivasi karena sedikit yang mengejar pendidikan tinggi di komunitasmu.
Kemudian, ada tantangan keuangan. Orangtua mungkin meminta kamu membantu secara finansial begitu kamu mencapai usia remaja, yang membuat sulit untuk tetap berada di sekolah dan mendapatkan nilai yang baik. Biaya kuliah dan biaya pendaftaran juga bisa menjadi masalah besar.
Terakhir, ada kesenjangan pengetahuan. Jika tidak ada yang pernah berkuliah dalam keluargamu, kamu mungkin tidak tahu cara mengajukan aplikasi atau mendapatkan bantuan keuangan. Dan kamu juga tidak punya seseorang untuk memberimu saran tentang kuliah, hubungan dengan dosen, atau cara membayar pinjaman kuliah.
4. Tidak banyak melanjutkan belajar setelah sekolah

Orang-orang kaya mengerti pentingnya terus belajar. Mereka selalu mencari cara untuk meningkatkan diri, seperti bergabung dengan kelompok yang sama-sama ambisius, mendapatkan pelatihan eksekutif, dan mengikuti program pengembangan diri. Mereka sadar, semakin banyak ilmu yang didapat, semakin besar kesempatan untuk sukses.
Tapi, untuk bisa melakukan hal itu, dibutuhkan waktu dan uang yang cukup. Sayangnya, orang-orang dari kalangan miskin dan menengah seringkali tidak punya keduanya atau tidak mengutamakan investasi tersebut, meskipun sebenarnya mereka bisa melakukannya.
5. Berinvestasi dan memanfaatkan uang tidak dilakukan

Banyak alasan yang membuat orang enggan berinvestasi atau memanfaatkan uang mereka secara efektif, baik itu masalah praktis, keuangan, maupun budaya.
Seperti yang diungkapkan oleh Robert Kiyosaki, orang kaya biasanya membiarkan uang mereka bekerja untuk mereka, sementara orang miskin dan kelas menengah bekerja keras hanya untuk mendapatkan uang. Kita sering menemukan alasan-alasan yang masuk akal untuk membatasi diri kita sendiri, tapi itu juga berarti kita tidak akan pernah menjadi kaya.
Contoh nyata dari hal tersebut adalah seorang ibu tunggal dengan upah rendah dan empat anak kecil yang saya kenal. Dia menggunakan rumahnya dengan menyewakan kamar utama kepada orang lain, sehingga dapat menutupi sebagian besar biaya sewa rumahnya.
Dengan cara tersebut, dia bisa menghemat uang untuk akhirnya membeli rumah sendiri. Kemudian, dia juga menyewakan bagian rumahnya yang lain untuk menutupi biaya tempat tinggalnya. Dia berhasil mendapatkan tempat tinggal secara gratis karena dia pintar dalam memanfaatkan uang orang lain.
Dia tidak menghabiskan uang yang dia hemat, tapi dia mengalirkan uang tersebut ke dalam investasi yang menghasilkan pendapatan lebih banyak. Selain itu, dia juga belajar memanfaatkan waktu orang lain untuk membangun bisnisnya.
Namun, kasus tersebut merupakan pengecualian. Kebanyakan orang tidak bisa dengan mudah naik dari status sosial mereka karena mereka tidak mempelajari cara bermain dalam permainan kekayaan seperti yang dilakukan oleh orang kaya.