Rekor Penjualan Obligasi Eropa Capai Rp946,2 Triliun dalam Sehari

- Inggris dan Italia tawarkan obligasi jumbo dorong rekor Pasar.
- Kekhawatiran fiskal memicu kenaikan hasil obligasi jangka panjang.
- Lonjakan penerbitan obligasi cipratan dana berikutnya dan rencana Uni Eropa.
Jakarta, IDN Times - Pasar obligasi Eropa mencetak rekor baru dalam sehari pada Selasa (2/9/2025), dengan penjualan mencapai 49,6 miliar euro (Rp946,2 triliun). Lonjakan ini didorong oleh penawaran jumbo dari Inggris dan Italia, yang membuka gelombang pendanaan baru setelah periode penurunan pada musim panas lalu.
Ini menjadi tonggak penting karena jumlah penerbit yang ikut serta mencapai 28 entitas, memecahkan rekor sebelumnya sebesar 47,6 miliar euro (Rp908,1 triliun) yang dicapai awal tahun ini.
1. Inggris dan Italia tawarkan obligasi jumbo dorong rekor pasar
Inggris dan Italia mengeluarkan penawaran obligasi jumbo yang menjadi pendorong utama rekor penjualan obligasi Eropa. Inggris dan Italia meluncurkan penerbitan bond dengan nilai besar yang menarik minat tinggi dari investor.
"Penawaran ini menandai awal musim pendanaan September yang penuh aktivitas setelah jeda pada musim panas," ujar seorang analis, dilansir Bloomberg.
Buruan mendapatkan pendanaan ini memicu lonjakan volume yang signifikan, membuka peluang pendanaan besar di pasar Eropa.
2. Kekhawatiran fiskal memicu kenaikan hasil obligasi jangka panjang
Hasil obligasi pemerintah jangka panjang Eropa melonjak ke level tertinggi lebih dari satu dekade. Investor waspada terhadap tekanan fiskal di Prancis dan negara besar lainnya. Yields obligasi 30-tahun Prancis naik hingga 4,5 persen, tertinggi sejak krisis keuangan 2009, sementara Jerman mencapai level tertinggi sejak 2011.
Situasi fiskal yang memburuk ini menambah ketidakpastian pasar dan menyebabkan penurunan harga obligasi, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas fiskal di wilayah tersebut.
3. Lonjakan penerbitan obligasi cipratan dana berikutnya dan rencana Uni Eropa
Uni Eropa mempersiapkan penerbitan obligasi senilai hingga 70 miliar euro (Rp1,3 kuadriliun) untuk periode Juli-Desember 2025, termasuk berbagai lelang dan transaksi sindikasi, dengan fokus pada maturitas 3 sampai 30 tahun. Rencana ini menjadi bagian dari dana untuk program-program utama Uni Eropa, termasuk NextGenerationEU.
Pejabat Uni Eropa menyebutkan bahwa dana yang dihimpun akan dipakai untuk mendukung berbagai kebijakan penting, termasuk bantuan untuk Ukraina dan fasilitasi makro finansial untuk Balkan Barat.
"Pendanaan ini akan berperan penting dalam mendukung kebijakan fiskal dan program hijau Uni Eropa," ucap seorang juru bicara resmi Uni Eropa.