8 Saham Milik Sandiaga Uno dan Perkembangan Terbarunya

- Saratoga Investama Sedaya menjadi kendaraan investasi utama.
- Adaro Andalan Indonesia menopang portofolio pertambangan energi.
- Alamtri Resources Indonesia mengalihkan fokus ke energi terbarukan.
Sandiaga Uno dikenal sebagai salah satu pengusaha Indonesia yang aktif berinvestasi di berbagai sektor strategis. Ia mengelola investasi tersebut melalui PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), perusahaan yang ia dirikan bersama Edwin Soeryadjaya pada 1998. Saratoga saat ini mengelola dana investasi senilai 3 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp50,1 triliun, mencerminkan skala bisnis yang terus berkembang.
Portofolionya mencakup sektor energi, kesehatan, mineral, digital, dan konsumer. Pada 1 September 2025, kapitalisasi pasar investasinya tercatat lebih dari 21 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp350,7 triliun. Lalu, apa saja saham milik Sandiaga Uno melalui Saratoga dan bagaimana perkembangan terbaru masing-masing emiten?
1. Saratoga Investama Sedaya menjadi kendaraan investasi utama

SRTG merupakan perusahaan investasi yang didirikan Sandiaga Uno untuk mengelola berbagai aset jangka panjang. Melalui perusahaan ini, sejumlah sektor strategis dijangkau melalui investasi langsung maupun tidak langsung. Sandiaga tercatat memiliki 2,91 miliar saham atau setara 21,51 persen dari total saham terdaftar per 31 Juli 2025. Kepemilikan ini menjadikan SRTG sebagai pusat dari seluruh portofolio saham milik Sandiaga Uno di pasar modal.
Kinerja saham SRTG pada 1 September 2025 ditutup di posisi Rp1.815 per saham. Angka tersebut menunjukkan penurunan sebesar 2,16 persen dibandingkan pembukaan sebelumnya. Secara year-to-date, saham SRTG sudah melemah 13,16 persen selama 2025. Kondisi ini mencerminkan tekanan pasar terhadap emiten investasi di tengah volatilitas sektor energi dan mineral.
2. Adaro Andalan Indonesia menopang portofolio pertambangan energi

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) adalah emiten batu bara yang merupakan hasil pemisahan dari induknya, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. Saratoga memiliki porsi kepemilikan sebesar 14,21 persen di perusahaan ini. AADI juga menjadi salah satu aset energi besar di portofolio saham milik Sandiaga Uno melalui Saratoga. Perusahaan ini masih fokus pada produksi batu bara di tengah dinamika harga global.
Pada 1 September 2025, AADI ditutup di harga Rp7.070 per saham. Harga tersebut mencerminkan penurunan year-to-date sebesar 16,81 persen sepanjang 2025. Tekanan harga batu bara global menjadi salah satu faktor yang memengaruhi performa saham ini. Meskipun mengalami penurunan, AADI tetap menjadi komponen penting dalam diversifikasi portofolio energi Sandiaga.
3. Alamtri Resources Indonesia mengalihkan fokus ke energi terbarukan

PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) sebelumnya dikenal sebagai Adaro Energy Indonesia. Perusahaan ini melakukan restrukturisasi besar pada Desember 2024 dengan memisahkan bisnis batu bara termalnya ke AADI. Setelah itu, ADRO lebih memusatkan aktivitasnya pada pengembangan energi baru terbarukan. Saratoga tercatat memiliki 15,78 persen saham ADRO, menjadikannya salah satu pemegang saham signifikan.
Pada perdagangan 1 September 2025, ADRO ditutup di harga Rp1.720. Harga tersebut telah turun 29,22 persen sejak awal tahun. Penurunan ini menandakan adanya tekanan sektor energi yang belum sepenuhnya pulih. Meski begitu, orientasi perusahaan terhadap energi terbarukan memberikan peluang pertumbuhan jangka panjang dalam portofolio saham milik Sandiaga Uno.
4. Merdeka Copper Gold menunjukkan pertumbuhan signifikan

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) merupakan emiten tambang logam yang memiliki komoditas utama berupa emas, perak, dan tembaga. Saratoga menguasai 4,97 miliar saham atau setara 20,33 persen dari total saham MDKA yang tercatat di BEI. Investasi ini menjadi salah satu portofolio yang paling menguntungkan bagi Sandiaga Uno sepanjang 2025. Permintaan global terhadap logam dasar turut mendorong prospek positif perusahaan.
Pada 1 September 2025, MDKA ditutup di level Rp2.490 per saham. Harga tersebut mencatat kenaikan 0,81 persen dari pembukaan sebelumnya. Sepanjang 2025, saham ini bahkan tumbuh hingga 54,18 persen secara year-to-date. Kinerja positif ini menjadikan MDKA sebagai kontributor pertumbuhan kuat dalam portofolio saham milik Sandiaga Uno.
5. Samator Indo Gas menopang kebutuhan gas industri nasional

PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) adalah perusahaan gas industri terbesar di Indonesia. Emiten ini memproduksi berbagai jenis gas, mulai dari oksigen, nitrogen, hingga gas medis untuk fasilitas kesehatan. Saratoga memiliki 306,66 juta saham atau 10 persen dari total saham AGII. Kepemilikan ini menunjukkan dukungan Saratoga terhadap sektor yang vital bagi industri dan kesehatan.
Pada perdagangan 1 September 2025, AGII ditutup di harga Rp820. Angka ini menunjukkan penurunan 41,43 persen sejak awal tahun. Tekanan permintaan industri dan pergeseran kebutuhan di beberapa sektor turut memengaruhi performa harga saham tersebut. Meskipun mengalami pelemahan, AGII tetap menjadi komponen penting dalam diversifikasi portofolio Saratoga.
6. Tower Bersama Infrastructure mendominasi infrastruktur telekomunikasi

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) merupakan perusahaan yang bergerak sebagai penyedia menara telekomunikasi. Asetnya mencakup ribuan menara dan jaringan repeater yang mendukung operasi operator seluler di Indonesia. Saratoga memiliki kepemilikan tidak langsung melalui Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd yang menguasai 79,74 persen saham TBIG. Sementara itu, SRTG memiliki 27,89 persen saham di perusahaan pengendali tersebut.
Pada 1 September 2025, TBIG ditutup di harga Rp1.845 per saham. Sepanjang tahun, nilai sahamnya menurun 12,14 persen. Penurunan harga menunjukkan adanya perlambatan ekspansi industri telekomunikasi di beberapa wilayah. Walaupun begitu, TBIG tetap berperan penting dalam stabilitas pendapatan jangka panjang portofolio Sandiaga Uno.
7. Nusa Raya Cipta mencatat lonjakan pertumbuhan sepanjang 2025

PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) merupakan perusahaan konstruksi yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan bangunan komersial. Saratoga memiliki 173,91 juta saham atau setara 6,97 persen dari total saham yang tercatat. Emiten ini mengalami perkembangan signifikan sejak awal 2025. Kenaikan permintaan pada sektor infrastruktur menjadi salah satu pendorong pertumbuhan tersebut.
Pada 1 September 2025, harga saham NRCA berada di posisi Rp915. Angka tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 159,94 persen sepanjang tahun 2025. Pertumbuhan ini menjadi salah satu yang tertinggi di portofolio saham milik Sandiaga Uno. Lonjakan tersebut memperlihatkan optimisme pasar terhadap sektor konstruksi.
8. Mitra Pinasthika Mustika memperkuat portofolio konsumer Saratoga

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) adalah emiten konsumer yang bergerak di sektor otomotif, pembiayaan, hingga layanan penjualan mobil. Saratoga tercatat sebagai pemegang saham pengendali dengan total 2,53 miliar saham atau 56,69 persen. Perusahaan ini menjadi salah satu pilar di sektor konsumer dalam portofolio Sandiaga Uno. Beragam bisnis yang dijalankan memberikan potensi pendapatan berulang.
Pada 1 September 2025, MPMX ditutup di harga Rp955. Pergerakan year-to-date menunjukkan penurunan 3,05 persen selama 2025. Tekanan di pasar otomotif memengaruhi kinerja harga saham perusahaan ini. Meskipun demikian, MPMX tetap menjadi aset penting dalam diversifikasi investasi yang dijalankan melalui Saratoga.
Portofolio saham milik Sandiaga Uno menunjukkan diversifikasi yang kuat di berbagai sektor strategis, mulai dari energi hingga kesehatan dan konsumer. Meski sejumlah saham menghadapi pelemahan, beberapa emiten mencatat performa positif sepanjang 2025. Informasi ini dapat menjadi referensi bagi investor yang ingin memahami strategi investasi berbasis diversifikasi seperti yang dilakukan Sandiaga Uno melalui Saratoga.


















