Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tanda Kamu Tak Cocok dengan Penasihat Keuanganmu, Akhiri Hubungan!

Ilustrasi merencanakan keuangan. (Pexels.com/fizkes)

Jakarta, IDN Times - Mengakhiri hubungan dengan penasihat keuangan bisa menjadi langkah yang sulit dan berat. Seperti putus cinta, prosesnya seringkali membutuhkan keberanian dan pemikiran yang matang.

Para ahli keuangan menyarankan alasan untuk memutuskan hubungan dengan penasihat keuangan tidak hanya terkait dengan kinerja portofolio investasi, tetapi juga mencakup aspek-emosional dan pribadi yang tidak boleh diabaikan.

Menurut Patricia Jennerjohn dari Focused Finances dan Celia Brugge dari Dogwood Financial Planning, ada tanda-tanda khusus yang mungkin menandakan saatnya untuk memutuskan hubungan dengan penasihat keuanganmu.

Mulai dari ketakutan untuk menghubungi mereka hingga merasa nasihat yang diberikan tidak lagi relevan dengan situasi keuanganmu, kesadaran akan tanda-tanda tersebut penting untuk menjaga keuangan dan kesejahteraanmu.

Dilansir NerdWallet, ada beberapa tanda khas yang menandakan hubungan dengan penasihat keuanganmu mungkin sudah berakhir, apa itu?

1. Kamu takut untuk menghubungi penasehat keuanganmu

telepon rumah (freepik.com/freepik)

Jika kamu kesulitan untuk mengangkat telepon untuk bertanya tentang masalah keuangan, itu adalah tanda buruk. Jika kamu tidak menghubungi karena kamu merasa kekhawatiranmu tidak penting, atau kamu merasa mereka terlalu sibuk, atau tidak ingin mengganggu mereka, itu adalah tanda bahaya besar menurut Jennerjohn.

Tanyakan pada dirimu sendiri, mengapa kamu takut untuk menelepon? Jika panggilan sebelumnya tidak segera dijawab, atau percakapannya terasa terburu-buru begitu kamu terhubung, maka mungkin saatnya untuk mempertimbangkan apakah ini berhasil.

Beberapa orang mungkin merasa seperti mereka adalah hal kecil dibandingkan dengan klien kaya lainnya. Tetapi kamu tidak boleh merasa itu masalah.

"Ini adalah semua uang yang kamu miliki di dunia, dan itu layak mendapatkan perhatian penuh,” katanya.

2. Penasehat keuanganmu tidak mendengarkanmu

ilustrasi berbincang (pexel.com/nappi)

Jennerjohn mengungkapkan dia memiliki seorang klien yang secara tidak langsung menyatakan bahwa dia merasa seperti “berselingkuh” dengannya karena ketidakmampuannya untuk mengumpulkan keberanian untuk mengakhiri hubungan dengan penasehat keuangan lainnya.

Dia menyebutkan klien tersebut telah mengungkapkan dia telah memberikan permintaan dan saran, tetapi penasehatnya hanya mengabaikannya. Jennerjohn menyoroti situasinya mirip dengan pandangan klien merasa terbebani untuk terus bekerja dengan penasehat yang sama.

Dia menambahkan, seringkali, klien terpikat oleh citra penasehat, termasuk jas mewah dan kantor yang megah, serta saran-saran yang terdengar cerdas, meskipun sebenarnya mereka merasa tertekan untuk tetap setia pada penasehat tersebut.

3. Situasi keuanganmu berubah, tetapi nasihatnya tidak

ilustrasi orangtua menasehati anaknya (pexels.com/cottonbro studio)

Brugge mencatat bahwa beberapa penasihat terperangkap dalam "fase akumulasi" daripada mempersiapkan masa depan di mana tabungan investasi menggantikan pendapatan tetap, seperti saat pensiun.

Dia juga menyoroti kompleksitas keuangan yang muncul ketika seseorang memiliki dana yang tersebar di berbagai akun, terutama dalam situasi seperti pernikahan ulang di mana terdapat kebutuhan untuk mengelola uang bersama.

Pertanyaan kunci yang muncul adalah bagaimana mengambil keputusan mengenai pengambilan dana, timingnya, dan urutan penggunaan akun-akun tersebut.

4. Penasehat keuangamu hanya menelepon untuk berdagang

ilustrasi berbicara dengan orang lain (unsplash.com/linkedinsalesnavigator)

Tanda lain, kata Jennerjohn, kamu hanya mendengar dari penasehatmu ketika mereka ingin mengeksekusi pesanan beli atau jual di portofoliomu. Itu mungkin tanda penasihatmu hanya tertarik pada biaya yang mungkin mereka kantongi dengan melakukan perdagangan di akunmu.

Penting untuk memahami bagaimana penasehatmu saat ini atau masa depan mendapatkan uang. Beberapa mendapatkan uang dengan menerima komisi atas produk yang mereka jual, yang lain mengenakan biaya kepada klien sejumlah persentase dari aset yang mereka kelola (biasanya sekitar 1 persen).

Banyak klien lebih memilih penasihat yang hanya mengenakan biaya, yang menagih biaya per jam atau biaya tetap untuk layanan, dan tidak cenderung mengarahkanmu ke dana yang mereka dapatkan tambahan uang untuk dijual.

Jika kamu merasa penasehatmu hanya mencari untung cepat dari kamu, mungkin sudah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us