Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Galau? Coba Dengarkan 5 Musikalisasi Puisi Tersendu dari Ari-Reda Ini

youtube.com

"Kadang hidup memang harus merasakan duka, agar kamu belajar bagaimana mengatasi sebuah luka."

Bukan hal yang tabu lagi. Saat kita senang. Kita kan cenderung mendengarkan nada dibanding dengan menghayati sebuah lirik. Begitupun dengan sebaliknya, saat sedih ataupun galau. Kita akan cenderung menghayati lirik sebuah lagu dibanding dengan mendengarkan nada-nada. Bukan begitu?

Tapi hal tersebut tidak berlaku saat kamu mendengarkan musikalisasi puisi sendu dari Ari-Reda. Kamu tidak hanya akan dibuat hanyut oleh rangkaian kata dalam lirik. Akan tetapi, kamu akan dibuat mendayu dengan alunan nada-nada sendu dari meraka. Penasaran? Yuk langsung saja dengarkan 5 musikalisasi puisi paling sendu dari Ari-Reda.

1. "Ketika Kau Tak Ada" - Gubahan Sapardi Djoko Darmo.

Berkisah tentang seseorang yang kehilangan kekasihnya. Puisi gubahan Sapardi Djoko Darmo ini sukses dibuat musikalisasi puisi sendu oleh Ari-Reda.

2. "Aku ingin" - Gubahan Sapardi Djoko Darmono

Dibuat dengan nada yang mendayu juga menghanyutkan. Puisi dari Sapardi Djoko Darmono ini akan berhasil membuat kamu semakin dibuat galau olehnya. Ya gapapa sih ya!

3. "Malam yang susut kelabu". Gubahan Goenawan Mohamad

Puisi gubahan Goenawan Mohamad ini berhasil disulap menjadi lagu sendu oleh Ari-Reda. Sendu banget sih emang!

4. "Hatiku Selembar Daun". Gubahan Sapardi Djoko Darmono.

Dari judulnya sih sudah kelihatan. Kalau memang salah satu puisi dari bapak Sapardi Djoko Darmono ini akan menjadi lagu paling sendu yang dibuat Ari-Reda.

5. "Hujan Dibulan Juni". Gubahan Sapardi Djoko Darmono.

Salah satu puisi paling masyhur gubahan bapak Sapardi Djoko Darmo ini juga tak kalah dibuat sendu oleh Ari-Reda. Coba dengarkan saja. Bikin tambah galau saja kan!

Gimana? Apa kamu sudah mendengarkan musikalisasi puisi-puisi dari Ari-Reda tersebut? Apa kamu berhasil dibuat makin galau oleh mereka? Tentu makin galau saja kan?

Sudah jangan berlama-lama galaunya, kita nikmati saja karya indah mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
nabilah permata
Editornabilah permata
Follow Us