[PUISI] Pendaran Polaritas

Lensa membiaskan pandangan yang tak tentu
Membuat papan arah kebingungan menempatkan dirinya di persimpangan
Bulan hanya penyambung cahaya, itu bukan sinarnya
Lalu, ke mana kapal harus berlabuh?
Di saat meraih pelangi yang ternyata hanya ilusi
Menggenggam sejumput garam di lautan yang nyatanya terlarut
Hasrat menggapai, tak tercapai
Membuat kabut terkondensasi pada jendela yang retak
Kulihat api memulai perang dengan plasma dalam bara
Katanya energi tak dapat diciptakan atau dimusnahkan
Tapi, bisakah kau ubah kutub medan magnet di dadamu?
Mereka bilang, kau harus tenggelam dalam inti agar menjadi berlian
Namun akhirnya, kau seperti sang penguin tertinggal dari koloninya
Berpendar dalam selasar gusar sperikal
Nyatanya, kondisi ideal tidaklah nyata
Emosional menghancurkan sang rasional
Mengapa kau terlalu melihat jalan di belakangmu?
Lagi pula, bukankah hari ini adalah hari esok yang kemarin?