Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aurora Borealis (pexels.com/Visit Greendland)

Lensa membiaskan pandangan yang tak tentu

Membuat papan arah kebingungan menempatkan dirinya di persimpangan

Bulan hanya penyambung cahaya, itu bukan sinarnya

 

Lalu, ke mana kapal harus berlabuh?

Di saat meraih pelangi yang ternyata hanya ilusi

Menggenggam sejumput garam di lautan yang nyatanya terlarut

Hasrat menggapai, tak tercapai

Membuat kabut terkondensasi pada jendela yang retak

 

Kulihat api memulai perang dengan plasma dalam bara

Katanya energi tak dapat diciptakan atau dimusnahkan

Tapi, bisakah kau ubah kutub medan magnet di dadamu?

 

Mereka bilang, kau harus tenggelam dalam inti agar menjadi berlian

Namun akhirnya, kau seperti sang penguin tertinggal dari koloninya

Berpendar dalam selasar gusar sperikal

 

Nyatanya, kondisi ideal tidaklah nyata

Emosional menghancurkan sang rasional

Mengapa kau terlalu melihat jalan di belakangmu?

Lagi pula, bukankah hari ini adalah hari esok yang kemarin?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team