Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PROSA] Sembuh

ilustrasi miniatur manusia (pexels.com/Lewis Burrows)

Detik ini, potret itu datang (lagi). Bersama puluhan azalea yang bagai meningkar setiap jengkal raga. Lantas, meninggalkan aroma yang melekat kuat sejauh indra yang nyalar merangkak. Aroma khas nan syahda. Yang menggambarkan indahnya ciptaan Sang Khaliq sampai sulit hati berpalis, lebih-lebih dari hal yang jelas terlukis.

Bahkan, saat potret itu berdiri di antara lampu jalanan yang redup, sedang angin dingin bersemilir mengikis batin, gemerlap cahaya bintang terang bersinau-sinau, terpantul pada wajah yang elok. Pendarnya menari memancarkan filantropi. Menerbakan sukacita nan hangat. Melepas ketakutan tentang temu dan jarak. Mendekap, lalu meredam seluruh rasa sakit dan cemas.

Maka, biarlah terlafaz pengharapan pada-Mu, Tuhan. Pengharapan oleh diri yang terjebak dalam kehendak yang riuh bersama nafsu. Sekalipun Kau datangkan keindahan dalam potret itu, biarlah aroma azalea yang mendekap tiap-tiap jejak kini terlepas bersama kecacatan yang luruh. Biarlah aroma azalea tak mampu lagi tercium dan menyisakan jiwa yang sembuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Riani Shr
EditorRiani Shr
Follow Us