Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Aku Hanya Lukisan Malam

Unsplash.com/Riccardo Mion
Unsplash.com/Riccardo Mion

Malam tak pernah usai membuat cemburu
Membuat orang-orang lebih syahdu
Menyebar atmosfer sendu, katanya
Merekahkan aroma rindu, sahutnya
Gelap tetap menemani
Petang tetap tak mau sendiri

Tong-tong yang kembali kosong tak kuat berdiri lagi
Dedaunan mudah melambai dengan sepoian angin
Sang pekerja tetap saja dengan istilah lembur
Demi memuaskan perut-perut yang tak layak lapar

Malam selalu sibuk membakar tungku hatimu
Puisi-puisi yang tergeletak tetap tak menggoyahkan
Aroma kopi tetap tak melunakkan
Lembaran-lembaran monokrom hanya pajangan
Dan aku hanya lukisan malam
Yang terbuang
Barangkali
Bagimu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sayyida Amira Halima
EditorSayyida Amira Halima
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Kolase di Dinding Kenangan

20 Sep 2025, 20:38 WIBFiction
ilustrasi tangan

[PUISI] Aku Cinta Kamu

20 Sep 2025, 09:47 WIBFiction
ilustrasi minum kopi

[PUISI] Hangatnya Dingin

20 Sep 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi cinta beda agama

[PUISI] Di Antara Dua Doa

19 Sep 2025, 16:57 WIBFiction
ilustrasi patung malaikat

[PUISI] Himne Malaikat

18 Sep 2025, 20:48 WIBFiction
ilustrasi merenung

[PUISI] Doa Saja Tak Cukup

17 Sep 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi seorang cewek di garis start

[PUISI] Memulai Kembali

15 Sep 2025, 20:08 WIBFiction