Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Anastasya

unsplash.com/小胖 车

Sinaran supernova terpancar dari bola matanya
Menatap angkasa yang seakan tak habis membuatnya merana
Lantaran luka lama yang menyelip dalam cerita tentang sang bumantara
Namun tak ada lagi air yang mengalir
Membasahi pipi dan juga kalbunya
Ia tak ingin terlihat lemah
Ia tak ingin tampak payah
Harus tetap kokoh kedua kaki menopang sekujur tubuhnya
Lantas kendati senantiasa dihunjam sauh
Bagaikan teranas, ia sanggup menahannya
Tiada lagi waktu untuk dibelenggu duka
Sudah waktunya untuk bangkit
Mengembangkan sayap dan terbang membelah semesta
Itulah hikayat Dewi Anastasya
Kebangkitan kekal menyertai jiwanya

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fachrama Sumitro
EditorFachrama Sumitro
Follow Us