[PUISI] Apabila Aku Rindu

Apabila aku rindu, aku akan mencarimu, dalam sela-sela doa malam tadi
Setidaknya namamu akan kusebut, satu atau dua kali
Mendoakan kebaikan bagi kita berdua, mengharap penghidupan dunia yang cukup, dan kenikmatan akhirat mendamba alam surgawi.
Apabila aku rindu, hal paling berat adalah bukan menahan rasa
Karena dengan menceritakan pada beberapa sahabat, aku selalu berkilah curhat adalah media menentramkan jiwa, sekedar berbagi sepatah dua patah kata
Tapi ketika aku lelah dan memutuskan untuk bersimpuh padaNya, air mataku jatuh lebih deras, tangisku lebih terisak, dan kerumitan hatiku menjelma lega
Sungguh, bukankah Dia sebaik-baiknya tempat menyimpan rahasia?
Apabila aku rindu, aku selalu percaya ada skenario besar telah lama dikarang olehNya
Ditulis di lauful mahfudz dengan segala hal-hal detail mengenai perjumpaan kita
Entah kamu bermil-mil jauhnya, atau tenyata kita masih dari satu nasab yang sama
Apabila aku rindu, aku cukup percaya Allah-lah yang akan menyampaikan rasa rinduku
Jadi aku tidak perlu merasa ragu dan malu, menerka-nerka apakah kamu juga merasa begitu
Aku akan menanti Sang Maha Cinta memperlihatkan sosokmu
Menunjukkan keseriusanmu, melalui berjabat tangan di depan penghulu
Tapi, apabila aku rindu, Demi Allah, aku tidak pernah memaksa kehendak
Awalnya aku mungkin akan menerka kamu-lah orangnya sehingga Dia mencipta jarak
Kemudian aku tersentak
Sebab, ya bila yang ditulisNya untukku itu adalah kamu, bila tidak?
Sungguh, apabila aku merasa rindu, memperbaiki diri adalah bentuk ikhtiar, dan tangis adalah tanda tawakkal milikku
Mengharap ridhaNya agar Dia ridha memberikanku kamu
Meridhai umur kita dapat saling bertemu sebelum malaikat maut datang menjemput
Sebab ketika aku merasa imanku melemah karena merindu, sungguh, aku gemetar menjadi takut
Maka, sebisa mungkin aku jadikan merindu, adalah caraku mengingat Yang Maha Mengatur bagaimana sebongkah rasa dapat terpaut