[PUISI] Berpilin Rasa

Berpilin rasa di pusaran sukma,
sembilu sunyi mengiris senja,
angin berdesis lirih bersua,
membawa pilu yang tiada reda.
Duhai hati, mengapa gundah,
terpacut rindu tiada sudah?
Selayang pandang bayang menjelma,
tanpa rupa, tanpa asa.
Kidung lama lirih mendayu,
membawa kenang di arus waktu,
merajut lena dalam gulana,
berpaut cinta dalam gulita.
Di altar rembulan sendu,
terucap doa dari bibir kelu,
berpilin rasa, berarak nestapa,
di antara nyata dan nirwana.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.