[PUISI] Sayangnya

Sayangnya
Kendati waktu terhenti sejenak
Relung dadaku penuh sesak
Awan senantiasa tetap berarak
Pagi malam bergantian menjejak
Orang lain pun masih bergerak
Sendiri saja aku terjebak
Sayangnya
Meski suaraku hilang teredam
Napas timbul dan tenggelam
Jalanan tak kunjung kelam
Kadang kala memuat asam
Kadang kala memuat garam
Sendiri saja aku terbenam
Sayangnya
Biar lebam menjadi kekal
Sukar bedakan mana khayal
Gelak di udara terus mengental
Orang lain pun masih terpingkal
Keseharian beramal dan beraspal
Sendiri saja aku tertinggal
Sial.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.