Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Bersama Dingin

Ilustrasi Dingin (Pexels.com/Jill Wellington)

Malam tak menyisakan apa-apa selain sunyi

Tak terdengar satu suarapun, selain napas seorang diri

Aku masih berusaha menyelami dan memahami

Membaca semesta tempatku berdiri

 

Jam terus berputar

Proses pemahamanku belum juga kelar

Tubuhku kian kencang bergetar

Sebab temanku, dingin, semakin menjalar

 

Bersamanya aku masih terus menyusuri keheningan

Tugas, air mata, luka hati, sementara terlupakan

Bersamanya aku berusaha menemukan ketenangan

Mencapai titik tertinggi tanpa gangguan

 

Dingin masih setia menemani

Aku tak tahu mengapa ia enggan pergi

Mungkinkah dia diutus untuk menguji?

Atau dia datang untuk memaksaku terlelap dalam mimpi?

 

Juli 2021

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mohammad Azharudin
EditorMohammad Azharudin
Follow Us