[PUISI] Bintang Jatuh Paling Terang

Lekuk senyummu menyisakan kegelisahan di akhir perjumpaan
Wajahmu terlalu manis untuk sekadar pertemuan
Jemariku selalu khusyuk mengalirkan kerinduan
penghayatanku seutuhnya untukmu di setiap keluhan
Seberapa jauh keberanian kerap kali kupertanyakan
Berbanding terbalik dengan kepasrahanku terus mengimajinasikan
Bahkan nikotin tak lagi dapat memuaskan
Lututku mendadak bersimpuh meminta bantuan
Rasa malu ku pada Tuhan yang telah menghadirkan
Persimpangan kuciptakan sendiri mencari kebimbangan
Aku hanya tak yakin, sebab dia milik-Mu Tuhan
Janji untuk kembali pada-Mu bahkan tak juga mampu menguatkan
Setelah kukhatamkan keresahan dan sampai di akhir halaman
Bukan sejatinya jawaban yang akhirnya kutemukan
Alasan kehadiranku pantas kah untuk disematkan
Dengan kehidupanmu yang lurus penuh keseimbangan