Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Bintang Jatuh Paling Terang

Unsplash/Vincentiu Solomon
Unsplash/Vincentiu Solomon

Lekuk senyummu menyisakan kegelisahan di akhir perjumpaan
Wajahmu terlalu manis untuk sekadar pertemuan
Jemariku selalu khusyuk mengalirkan kerinduan
penghayatanku seutuhnya untukmu di setiap keluhan

Seberapa jauh keberanian kerap kali kupertanyakan
Berbanding terbalik dengan kepasrahanku terus mengimajinasikan
Bahkan nikotin tak lagi dapat memuaskan
Lututku mendadak bersimpuh meminta bantuan

Rasa malu ku pada Tuhan yang telah menghadirkan
Persimpangan kuciptakan sendiri mencari kebimbangan
Aku hanya tak yakin, sebab dia milik-Mu Tuhan
Janji untuk kembali pada-Mu bahkan tak juga mampu menguatkan

Setelah kukhatamkan keresahan dan sampai di akhir halaman
Bukan sejatinya jawaban yang akhirnya kutemukan
Alasan kehadiranku pantas kah untuk disematkan
Dengan kehidupanmu yang lurus penuh keseimbangan

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Ketika Diam Menjadi Bentuk Keberanian

20 Des 2025, 06:02 WIBFiction
ilustrasi lampu di malam hari

[PUISI] Senyap Berbisik

20 Des 2025, 05:15 WIBFiction
ilustrasi laut

[PUISI] Muara Berlabuh

19 Des 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi pergi dalam diam

[PUISI] Pergi dalam Diam

18 Des 2025, 15:07 WIBFiction
ilustrasi perempuan menulis

[PUISI] Revisi Diri

18 Des 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi manusia serakah

[PUISI] Manusia Serakah

17 Des 2025, 20:27 WIBFiction
ilustrasi wanita tertawa

[PUISI] Versi Lebih Jujur

17 Des 2025, 08:07 WIBFiction