[PUISI] Cacian Kala Suntuk

Pada tiap bunyi tuk-tuk,
Pertanda tanganku mengetik suntuk
Dan mata kian terkantuk-kantuk
Aku bertanya sambil terbatuk
Di manakah tempat mengaduk
Kabar baik dan kabar busuk
Bercampur remuk tak berpeluk
Diikat jadi satu bagai sapu ijuk
Lantas kutengok hiruk-pikuk
Dari ujung jendela yang penguk
Jalanan itu tak lagi khusyuk
Kini bising bagai badai berkecamuk
Ah, buyar sudah anganku nan kikuk
Ia seenaknya mendobrak masuk
Sembari mencaci seribu amuk
Katanya, dunia tak lagi punya bentuk
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.