[PUISI] Dalam Pelukan Senja

Senja turun perlahan, membawa jingga yang muram,
Angin menyampaikan rindu dalam bisik yang diam.
Kau dan aku duduk, tak perlu kata panjang,
Tatapan saja cukup—kita saling mengerti yang hilang.
Langit berpendar merah, seperti luka yang indah,
Cinta kita tak bising, tapi tumbuh di sela resah.
Kau genggam tanganku seolah ingin berkata:
“Aku tak pergi, walau waktu bisa menggoda.”
Ada tenang dalam cemas yang tak terucap,
Seperti laut yang setia menanti senja menatap.
Kita belajar cinta bukan soal siapa yang menetap,
Tapi siapa yang tetap walau langit mendadak gelap.
Di akhir cahaya, kutemukan kamu dalam doa,
Bersama harap yang tak tumbuh dari kata-kata.
Karena cinta, seperti senja, tak pernah sia-sia—
Hadirnya singkat, namun maknanya sepanjang masa.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.