[PUISI] Dialog Nalar

Kau tahu satu hal yang paling aku takutkan?
Ketika yang ku mau Kau kabulkan
Karena bagaimana bisa?
Sujudku saja tak sesempurna yang Kau pinta
Aku tahu Kau Maha dari segalanya
Maha pemaaf
Meski yang sering ku perbuat adalah khilaf
Maha Pemberi
Meski tak akan satupun dapat ku ganti
Maha Penyayang
Meski cintaku semakin berkurang
Baru tiga kata saja kusandingkan aku dengan Maha-mu
Sungguh ...
Buat ku malu
Bukan ingin menandingi Maha-mu itu
Ku kumpulkan seribu seperti akupun takkan mampu sepertiMu
Hanya saja ajarkan aku
MencintaiMu
Seperti Kau
Mencintaiku
Yang masih sabar menuntunku
Meski sering aku sangsi akan hadirMu
Sabar mendengar doaku bahkan mengabulkan inginku
Meski hanya di saat sedih baru aku mengadu padaMu
Aku senang dengan bahagia yang Kau beri
Aku bersyukur dengan pintaku yang Kau kabuli
Tapi itu biasa
Yang lainpun bisa
Jadikan aku beda
Dimana yang lain tak bisa
Buatlah aku
Agar aku senang dengan sedih yang Kau kasih
Buatlah aku
Agar aku tetap bersyukur meski doaku kurasa tak manjur
Karena yang ku tahu
Bahagiaku takkan kekal di sini
Sedihku pun hanya sebatas sampai Engkau memanggilku kembali