Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Fase Sunyi

ilustrasi sunyi (unsplash.com/Matthew Henry)
ilustrasi sunyi (unsplash.com/Matthew Henry)

Sunyi yang menyusup antara kita
menjelma menjadi gundah
menusuk sukma tiada hentinya
memojokkanku dalam nestapa

Padahal, baru hari kemarin kita terjaga
mendekap bersama, menanti fajar tiba
sembari ciptakan rinai memori
yang melekat pada bilik hati

Kini, hari-hari berakhir kelabu
Tanpa tutur sapamu, aku mengabu
Bohong jika aku tak pilu
Namun, aku menolak 'tuk rapuh

Barangkali tutur kataku membawa pedih di hatimu
Kuharap rangkaian tangkai putih menjadi pengobat hati
yang damaikan api dalam dirimu
lepaskan perih yang membelengguku

Barangkali sikapku tak mampu meyakinkanmu
Ingatlah bahwa aku 'kan setia menunggu
seraya membangun rumah impian kita
kar'na hanya dirimu, satu-satunya yang kucinta

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fachrama Sumitro
EditorFachrama Sumitro
Follow Us