[PUISI] Hari-Hari yang Runtuh

Air bening menggenang di pelupuk mata
Perlahan mengalir berbulir bak permata
Mengingat detak jarum jam yang terus mengiris
Proses mencekam membuahkan derita berlapis
Isak tangis sebagai saksi wujud lorong panjang
Penuh kelokan dan jejak luka yang dalam
Sudut harapan berkali-kali terhantam
oleh deburan waktu dan badai kehidupan
Kala langkah mulai tertatih
Ujung lisan terus merintih
Didekap ujian yang pedih perih
Namun hidup tak selalu jerih
Karena Tuhan Maha Belas Kasih
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.