Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Ingatan

Ilustrasi Bersedih (pixabay.com/artbykleiton)

Guratan muncul di setiap tawanya

Tangannya menyeka air di ujung mata

Lalu tersenyum menunjukkan lesung pipit

Ah, manisnya saat mata itu menyipit

 

Tangannya keriput, tapi aku tidak peduli

Rambutnya telah memutih, aku pun tak peduli

Senyumnya tetap candu untukku

Tak pudar meski termakan waktu

 

Dia tempat teraman untuk aku yang lemah

Tempat ternyaman untuk aku yang gelisah

Dia rumahku dan selalu menjadi rumahku

Yang menjadi satu-satunya tujuan pulangku

 

Hingga aku sadar rumahku bukan milikku

Dia kembali kepada pemiliknya yang juga pemilikku

Tak apa, aku masih melihatnya tersenyum dalam kepala

Sedangkan aku menangis di depan pusara

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
diana elisa
Editordiana elisa
Follow Us