[PUISI] Kala Goda Bertandang

Mengapa mesti bersusah payah datang?
Jika bahu yang kau kasih pinjam,
Tak bertahan kala goda bertandang
Tanpa ragu, seulas senyum sempat tersisip
Di antara riaknya sumur air mata
Juga sebongkah kekhawatiran
Akan masygulnya perpisahan
Saat itu kau genap dua puluh tujuh
Waktu yang tepat untukmu bertualang
Ah, tapi benar sungguh
Semua tak lagi penting, Sayang
Patah hati punya banyak cara dan warna
'Tuk masuk lalu menggilas habis semuanya
Cinta yang jatuh, setiap kejatuhan dalam cinta
Meski bujuk rayu telah kau menangkan
Apa-apa dengan riang hati kulakukan
Kau justru asyik mencumbu gundik jalang
Sementara aku limpung dalam harap penyatuan
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.