[PUISI] Keliru Sasaran Nostalgia

Waktu berlari, usia semakin meninggi
Berbalik dengan kondisi ruhi yang semakin kritis
Sampai kembali bernostalgia dengan kondisi yang tak suci
Aneh! Keliru sasaran nostalgia?
Rungu mulai tak mengindahkan panggilan suci
Padahal terlantun nyaring dari megafon seberang sana
Mulut yang kembali kotor
Sebab terlalu banyak mengoceh sekadar celoteh
Pun mengumpat yang sering kali terucap
Mungkinkah siumannya hanya sekadar formalitas dalam lisan?
Mengapa ruhi insan ini terlalu ringkih?
Hingga keliru memilih bernostalgia di halaman yang pahit
Layaknya mengambil kembali kertas lusuh yang telah terbuang
Serta dituliskannya aksara di atas lembaran itu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.