Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Kelopak Yang Tak Retak

Unsplash/Thought Catalog
Unsplash/Thought Catalog

Berkali-kali mengusap peluh

Berjuta kali diterpa hujat

Dia tetap tersenyum

Dulu dia adalah laut berbadai

Kini dia taman pelangi

Tapi tak ada yang mempercayai

Padahal Tuhan saja memaafkan

Hanya umat, melirik saja enggan

Jangan menilai seseorang dari masa lalunya yang kelam

Kalian hanya membunuh keinginannya untuk menjadi lebih baik

Kalian menuhankan diri sendiri

Tak sadarkah?

Dia yang kamu caci

Jauh lebih pantas dipuji

Dibanding dirimu

Yang tak tahu malu tanpa berhenti menghakimi

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Annisa Widi
EditorAnnisa Widi
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Di Jalan yang Aku Pilih

17 Des 2025, 05:15 WIBFiction
ilustrasi orang menempelkan sticky notes

[PUISI] Pergi untuk Pulang

15 Des 2025, 21:07 WIBFiction
ilustrasi memasak bersama keluarga

[PUISI] Aroma Masakan Ibu

14 Des 2025, 05:15 WIBFiction
ilustrasi secangkir kopi (pexels.com/Boryslav Shoot)

[PUISI] Kopi Hitam

14 Des 2025, 05:04 WIBFiction