[PUISI] Kelopak Yang Tak Retak

Berkali-kali mengusap peluh
Berjuta kali diterpa hujat
Dia tetap tersenyum
Dulu dia adalah laut berbadai
Kini dia taman pelangi
Tapi tak ada yang mempercayai
Padahal Tuhan saja memaafkan
Hanya umat, melirik saja enggan
Jangan menilai seseorang dari masa lalunya yang kelam
Kalian hanya membunuh keinginannya untuk menjadi lebih baik
Kalian menuhankan diri sendiri
Tak sadarkah?
Dia yang kamu caci
Jauh lebih pantas dipuji
Dibanding dirimu
Yang tak tahu malu tanpa berhenti menghakimi
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.