[PUISI] Kemarau Panjang

Langit retak tanpa awan berarak,
matahari membakar tanpa belas kasihan.
Tanah merekah, haus mendesak,
air menghilang di pelukan kering kerontang.
Daun-daun luruh tanpa harapan,
angin membawa debu dan kenangan.
Sawah meratap, sungai mengering,
rumput pun pasrah dalam kepiluan.
Anak kecil menatap langit nanar,
menanti hujan yang tak kunjung datang.
Sementara ibu berdoa di senja muram,
agar langit meneteskan kasih sayang.
Oh, kemarau panjang yang tak bertepi,
bawalah pesan rindu pada sang hujan.
Agar Bumi kembali bernyanyi,
menari di bawah rinai kelegaan.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.