Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Kota dalam Kepala

ilustrasi marah (pexels.com/Pixabay)
hujan kata-kata
sering kali hilir mudik di kota dalam kepala
menebas pilu yang memaku
mengikis tangis yang tak terbendung
-
tubuhmu hanya satu
tempat di mana rindu itu terus memburu
-
kecup di kening selalu mampu memecah kalut
-
semburat ungu malu-malu
terlihat di pucuk kelammu
-
malam kembali datang
rindu kembali berkumandang
langit menjadi terang
dan aku
tak lagi berdendang.
namun
hujan kata-kata
masih hilir mudik di kota dalam kepala
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorCicilia R
Follow Us