Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
silviomessina.pw

Bukankah surya tetap terbit sebagai pertanda pagi?
bila ragamu tak hadir menemani di sisi
namun tak sama dengan warna yang menyeruak dari hati
tak ada gelora; mengabu; pasi

Bukankah angin pantai tetap mengudara sebagai penenang sukma?
bila ragamu tak mampu kutangkap dalam pandang mata
namun tak sama dengan memoriku yang selalu tentang sosokmu
ucapmu; senyummu; kasihmu

Baiklah lalu aku tulis saja beberapa deret kalimat ini
sebab akan menjadi kusut jika bibir ini ungkap cinta
Nyatanya makin kujauhkan parasmu, malah berbalik efeknya
Aku belum bisa mengingkari bahwa hadirmu bak morfin,
yang mampu hilangkan sepi apalagi sendu

Terima kasih hingga kini masih mencintai

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks

Editorial Team

EditorYudha