[PUISI] Luka Tertawan Cermin

Wahai cermin, saksi bisu zaman,
berdebu engkau dalam kelam peraduan.
Telah lalu rupa-rupa silam,
tertoreh bayang di permukaan remang.
Dalam renung cahaya redup,
terbayang wajah yang kian pupus.
Cermin bisu, engkau mengadu,
pada masa yang tiada jemu.
Di permukaanmu tersulam kisah,
gurat nestapa, luka yang pasrah.
Tiada engkau menawar dusta,
hanya melukis nyata semata.
Cermin bening sendu,
adakah kau ingat wajah dahulu?
Yang kini renta, yang kini sayu,
membisu di tepi waktu.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.