[PUISI] Malam Terakhir Bersamanya

Kehidupan tak pernah lupa menyapa
Dengan senyuman yang berpura-pura penuh makna
Dalam getir yang memasung harapan putus asa
Aku siap berdiri lagi meski untuk berduka
Serupa laksamana yang memerintahkan prajurit yang seadanya
Gemuruh dalam benakku selalu menjadi tempat paling pusaka
Membangkitkan ketegaran yang luluh lantah penuh luka
Mencari seteguk wacana yang nantinya siap untuk merdeka
Selalu begitu kawan, dunia selalu mampu membuat lelahmu terpana
Sedang kita yang sejak awal hanya bermodal resah dan tawa
Harus tetap melangkah meninggalkan segala euforia
Mengizinkan kenangan mengambil alih ingatan yang tersisa
Aku
akan
melupakannya,
melulu seperti itu caraku menghibur diri di belakang bayangnya
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.