[PUISI] Mari Bertemu Setelah Seribu Tahun

Apa yang cari
Aku bukanlah melati atau mawar lagi!
Sekarang ini, aku hanyalah sisa-sisa trauma disesali nestapa
Aku adalah tanah ruam, tak bernanah namun tubuh sebagi racun
Aku seperti nada, tak berpeluang bunyi
Seperti air, tak aktif mengalir
Seperti kertas tak lagi putih
Hanya ada ruam hitam yang melepuh
Diksiku dipaksa mengisap mega-mega
Pada malam yang mencengkeram siang agar tak berpulang
Sayang, jangan tunggu aku lagi
Biarkan hati beku mengobatkan diri
Menjelma menjadi kasta-kasta tak berarti
Mari kita bertemu setelah 1000 tahun lagi.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.