[PUISI] Merangkul Malam

Aku ingin melihat malam, tak hanya melihat, aku ingin merasakannya
Tadi kamu memeluk dirimu sendiri, bukan apa, bahumu
Bandung tak terlalu dingin, tapi sore melelahkanmu
Rasa ngilu isapan napas pertamaku berbuah tanya
Tepukan di rambutku tadi, tanda cinta atau tanya?
Pertanyaan itu untukku atau dia?
Rasamu bulat atau separuh saja?
Cintamu untukku atau untuknya?
Sudah kubilang kepada malam ‘tuk jangan pernah berbohong
Asap hilang ditelan kosong
Rasa padam di lingkaran kayu
Aku sungguh-sungguh membencimu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.