Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Meringkuk Tanpa Kata

ilustrasi duduk meringkuk (Pexels.com/Pixabay)

Di jurang terdalam yang kuhuni
Orang-orang masih saja melempari
Meski jatuhku benar sebabnya
Serta luka belum pulih sempurna

Namun yang paling aku benci
Upaya hanya sebatas menghindari
Cukup membuat raga utuh
Meski hati tertikam jutaan belati

Bilamana aku binasa
Akankah caci tak lagi ada?
Atau pergiku sekedar hina?
Bahkan tak sudi beri air mata

Dan di antara tidak berdaya
Aku hanya meringkuk berdiam diri
Sebab batu mulai sesak di sana-sini
Tak punya tempat untuk sekadar berdiri

Barangkali, menyelam sajalah
Hingga nanti seluruhnya dataran serupa
Dan aku menjadi hati di sela-sela
Asalkan semesta bisu oleh kata

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us