[PUISI] Pada Suatu Terik

Aku memandangmu dari kejauhan
Dari tepi lapangan yang gersang
Sebab jarak cukup asing untuk kita rasakan
Angin berembus bersama debu
Membawa wangi tubuhmu yang menggebu
Kucuri semua yang berembus
Hingga tak ada yang bisa menciumnya
Kupandangi bibirmu yang redup
Yang berusaha menelan kata-kata
Agar tetap basah begitu kau ucap
Begitu tepat kau di hadapku
Kemudian…
Kita berhadapan bersentuh ujung kaki
Tak kutemukan wangi tubuhmu
Juga kata-kata dari mulutmu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.