Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Penjual Kerupuk dan Gelapnya Jalan

stocksnap

Suram sudah kubayangkan

Bagaimana berjalan dalam gelapnya jalan

Bukan karena tiadanya lampu jalan

Namun, karena mata terpejam tanpa disengajakan

 

Bagaimana lima belas ribu hingga dua puluh ribu

Dapat menggerakan hatinya untuk menumpas ragu

Tanpa peduli malu pun takut akan penjahat yang mudah memburu

Penjahat tak berhati yang tega melakukannya padamu

 

Tongkat bak lampu pijar penentu arah

Trotoar jalan menjadi pembatas nan pantang lelah

Bersalaman dengan tongkat saling menandakan

Bahwa kau masih berada di jalan yang diharapkan

 

Tentangmu, penebas bisu hatiku

Hati-hati kami yang masih berkerumun ragu

Menikmati perjalanan terjal sedikit saja tak mau

Seharusnya kami lebih bisa, juga lebih mampu

 

Sebatas melangkahkan kaki ke masjid pun ampun beratnya

Padahal sempurna mata, motor pun tak kalah hebatnya

Tak sampai harus meraba aspal, hanya duduk saja

Malasnya luar biasa

 

Aku iri, akan keterbatasanku yang tak seberapa

Terima kasih atas pengingatnya

Seharusnya gagal dan gelapnya masa depan tak apa

Seperti kau yang tak peduli gelap, berjalan saja

 

Kudoakan rezekimu tak pernah putus menyapa

Semoga sehat selalu, inspirasi besar para pemuda juga tua

Mari berjanji untuk tidak menyerah pada kenyataan yang ada

Mari cipta dunia yang indah penuh makna

 

Achmad Aditya Avery

Tangerang, 17 September 2017

 

Share
Topics
Editorial Team
Achmad Aditya Avery
EditorAchmad Aditya Avery
Follow Us