Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Penyair Piawai

pixabay.com/12019

Gusar gelombang menyelami bibir pantai.
Menyisir karang yang menjuntai.
Ikrar bayu tertuai,
banyu asin berduyun-duyun memijak pesisir lunglai.

Subuh itu...
Kudengar sayup dengkurmu menjejaki persemayaman, masih enggan terurai.
kutau betul, bahwa pelesirmu kini sedang terbuai.
Rayuan lambung sabit rembulan menimangmu dalam pelukan binar matanya yang permai.
Tanpa hadir pikirmu, ancala kau serupai.
dengan debur ombak, kau jua mencederai.

Wahai, penyair piawai...
Yang terselip, sajak-sajakmu kini t'lah sampai.
Sapuan pasirmu,
basuhanmu pada jemari temu, kau dan aku.
Mengalun dawai nan damai, runtuhkan tebing kuarsa perisai.
Pada sepanjang garis persentuhan atau perseteruan yang tiada usai.
Meski amuk ombak, masih tak henti-henti jua menggerogoti pijakan landai.
Mungkin kita kini, memang sedang kenikmatan menggeluti badai dan tikai.

Cepu, 3/9/2019
-IND-

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us