Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Pledoi Pemuda tentang Cinta

ilustrasi pembacaan pledoi (unsplash.com/ Wan San Yip)

Di dunia yang semakin bingar dan terlalu berwarna 
Jiwa manusia semakin menunggal dengan sepi
Di dunia yang semakin kesepian pula kisah cinta laku dijajakan 
Laki-laki memilih menikmati lekuk anggun wanita dari balik layar
Daripada menyelami samudra cokelat di bola mata si puan
Wanita memilih membungakan hatinya demi pangeran di bilik imaji
Daripada menggenggam tangan laki-laki yang berlari untuknya

Lalu jiwa yang sama bertanya mengapa sepi?
Sisi-sisi dunia memang ditutup selubung misteri 
Tentang mengapa sepi atau mengapa berbeda?
Namun sering tertulis di hikayat dewasa ini
Manusia memang tak mencintai sepi tapi tak juga ingin melepas peluknya 

Di zaman yang memuja drama ini memang lebih baik tenggelam dalam sepi 
Daripada memasuki medan tempur bersampul asmara 
Walau tak meletus bedil di pelupuk mata 
Tapi dunia kini penuh jerit pada tiap detiknya 
Entah tentang perang di seberang benua tentang berita palsu maupun penyakit yang tak ada habisnya 
Hidup kini sudah penuh dengan raungan yang memeras rasa dan daya
Tak guna rasanya menceburkan jiwa yang lejar ke dalam asmara yang menghanguskan hati

Mungkin itu jawab untuk misteri mengapa jiwa muda kini tak berlayar mengarungi lembar-lembar asmara 
Nikmat memang mencintai fantasi
Hati berbunga tanpa terluka 
Sayang palsu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Putu Adnyana
EditorPutu Adnyana
Follow Us