Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Puisi Abadi

unsplash.com/@thommilkovic

Begitulah awal pandangan itu menjatuhkanku.

sambil mendengar musik klasik

kupasrahkan masa mudaku mengintai bahasa tubuhmu yang rawan.

 

kutahan rasa ingin tahuku, tepat sebelum memindai lekuk dan telukmu

dengan sisa tenaga aku datang sebagai ruh penggila

membaca rupa warnamu di secarik kertas putih yang menyimpan luapan nafsu

 

lalu semestamu mulai menyeret seluruh kesadaranku.

tampak kau masih orang asing, yang tak berminat mengenal tuannya sebuah puisi

 

siapa juga aku, yang terlalu yakin bisa cemas akan kau, apalagi melebur menikam lidahmu dengan punyaku

 

namun mimpi atau bukan, maka maafkanlah, jika sarang paru-paruku hanya ingin menghirup nafas yang kau ciptakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo
EditorAtqo
Follow Us