Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Puisi Tidak Pernah Cukup

ilustrasi bibir pantai (pixabay.com/dmytro_R)

Puisi tidak pernah cukup menggambarkan apa yang bergejolak di dada
Ketika jatuh cinta menjadi sebegitu mudahnya
Pada sore sehabis hujan dan senyum kecil tanpa maksud

Rindu tidak mati dalam sepuluh hari
Hanya menjadi-jadi
Dan wajahmu yang sulit kulukis dalam bait-bait
Tentang cinta yang telah lama tak hinggap di tubuh yang sepi
Dan kesendirian yang lelah

Ya, aku tahu

Kau akan menjadi kesekian yang tak mungkin membaca sajak-sajak ini, sebagaimana yang telah lalu
Namun, aku ingin menuliskanmu
Sampai meneteskan air mata rindu yang tak berujung
Cinta sekali lagi merasukiku

Tak ada lagu yang sanggup singkirkan
Tak ada puisi yang sanggup singkirkan
Hanya pertemuan
Yang sekejap
Yang tidak menumbuhkan apa-apa
Selain cinta yang lebih hening dari seluruh kebisuan

Dan aku menginginkanmu
Bolehkah kita bercerita?
Ah, ya
Dan hanya sebuah puisi

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us