[PUISI] Riak Kenangan di Dermaga

Di ujung senja, aku mengusap luka yang tak lagi bernama.
Mega kelabu menggantung di langit, enggan bercerita tentang waktu yang berlalu.
Angin berembus pelan, membawa sisa rindu yang terdampar di tepian hati.
Dermaga sepi, hanya ada riak kecil yang menari di atas air yang legam seperti jelaga.
Dengung ombak terdengar lirih, seperti nyanyian yang tak selesai.
Aku berdiri di sana, membiarkan bayang-bayang kenangan bergetar dalam kesunyian.
Malam merambat perlahan, menyelimuti laut dengan gelapnya.
Dalam dingin yang merayap, hanya ada gumam samar yang mengiringi langkahku menjauh.
Rindu ini tetap tinggal di dermaga, menunggu sesuatu yang entah kapan kembali.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.