Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Rinduku Seputih Kanvas

Pexels.com/ Garon Piceli

Kabut menghadang

Kala mentari terbit dari ufuk timur

Menjadikan pandang tak lagi berbayang

Semua putih

Bagai deretan kanvas yang terpajang

Hanya ada angin,

Dan napas yang terenyuh menyisakan kerinduan

 

Puan terus melangkah

Mencarimu yang entah tiada berantah

Setapak demi setapak jalan

Puan lalui menuju batasan cakrawala

Benar saja...

Keberadaan Tuan hanyalah timbulkan sebuah tanya

 

Tuan, jarak ini semakin menggila!

 

Saat bercengkrama dengan horizon,

Puan berjibaku penuh pada waktu

Menatap asa berselimutkan lara

Pada Tuan berwajah dingin namun menghangatkan sukma

 

Jemari puan kian tergoda

Memainkan rindu pada sela-sela diksi

Memantik rasa pada bait-bait puisi

 

Harus puan apakan bila rindu tak jua mengatup?

 

Biar...

Biar puan simpan hingga ia mengkristal

Bak burung camar berkicau tanpa alasan

Mewakili rindu puan terhadap tuan

Lewat semesta rindu puan sampaikan

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Andini Putri
EditorAndini Putri
Follow Us