Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Rumah yang Terbakar

ilustrasi rumah terbakar (pexels.com/Sebastian Sorensen)

Entah kapan mereka akan berhenti
Untuk terus menyakiti
Satu sama lain yang dulunya tak terjadi
Orang-orang yang aku sayangi
Kini sudah tak sama lagi

Amarah yang berapi-api
Sudah seperti sarapan pagi
Terjadi setiap hari
Tanpa ada yang ingin berhenti
Mengalah demi kedamaian dalam diri

Keluargaku yang dulu terasa berarti
Kini hanya sebatas hubungan tanpa arti
Yang terjalin tanpa ikatan emosi
Terpisahkan oleh tembok yang tinggi
Berjarak jauh dan saling terasingi

Untuk malam ini
Aku putuskan untuk pergi
Menjauh dari pemandangan ngeri
Yang merusakku hari demi hari
Aku akan kembali
Saat rumahku sudah tak terbakar lagi


This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Gina Nabila
EditorGina Nabila
Follow Us