Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Sayangnya Aku Kelas Menengah

ilustrasi perempuan (unsplash.com/Yaoqi)

Setiap kali aku bemalas-malasan dan terlalu sibuk dengan gaung di kepala 
Yang tak pernah berhenti menyuruhku tiada:
Kembali teringat akan realitas 
Hanya orang biasa

Siapa yang akan menebus obat Ibu kalau malamku tak mengejawantah siang 
Kalau tidurku tak di sela-sela perjalanan
Kalau 15 tahun hidupku tak dihabiskan untuk terus-menerus mencari uang
Dan berharap semoga secercah kesempatan benderang akan datang

Sayangnya aku kelas menengah 
Yang tak begitu pintar untuk peroleh beasiswa
Yang tak begitu miskin untuk menihilkan biaya 
Yang tak begitu hebat untuk paling bersinar
Pada segala bidang yang aku pernah singgah

Sayangnya Ibu berharap suatu saat aku akan membangun sepetak rumah baru
Di mana tak lagi ada orang mengusir
Dan mengancam dan menendang
Dan menganggap kami binatang
Yang tak tahu balas budi

Sayangnya aku hanya perempuan  yang tak mengandalkan lelaki mana pun
Untuk terus melalui hidup dan menjaga kewarasan mereka semua
Sumber kegilaan

Sayangnya kurang dari selustrum usiaku 25
Dengan berbekal ijazah sarjana juga
Butir pengalaman tak seberapa
Apabila tak ada yang menerima 
Sama saja divonis mati oleh kualifikasi lowongan kerja

Sayangnya aku bukan anak kaisar pulau sebelah
Yang terus-menerus memupuk dosa atas sengsara satu negara
Yang teramat-sangat mencintai keluarga
Hingga satu per satu dijadikan penguasa
Yang kelak akan diadili oleh pengadilan paling adil bersama segala kroninya

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Matthew Suharsono
EditorMatthew Suharsono
Follow Us