[PUISI] Sebatas Kertas dan Nama

Detik berdetak tanpa kata
Kita menembus gelap mengempaskan raga
Sedikit rasa yang tersisa, aku berhutang pada ingatan
Menjagaku dari hari-hari yang kalap, dari kejaran kematian dunia
Kadang otakku masih tak berkutik
Terhadap tutur yang mengucur dari lidah mereka
atau pada hening hadirku, membeku layaknya di musim dingin
Mungkin suatu saat kita akan terbahak, saat tanganmu yang masih terbuka lebar
disambut oleh diriku yang mabuk
Sembari tanganku tertangkup agar tak selesai begitu saja
Di bawah sadar aku terbuai, dalam sadar aku terlena
Dan selalu seperti sebelum-sebelumnya
Kita hanya sebatas kertas dan nama
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.