[PUISI] Secangkir Kopi Berteman Sepi

Bahkan rembulan tak lagi memberi terang
Bayang mentari entah ke mana menghilang
Terlalu jauh aku mengayuh bahtera kesenyapan
Terlampau garang ombak yang menerjang
Setiap cobaan menghadang, menguji ketabahan
Seribu masa menahan hampa
Nampak sia-sia bagi lain manusia
Seribu bulan menghitung denyutan hening jiwa
Tertawa, mereka tertawa menatap hamba
Permata yang berharga pupus lenyap tanpa terduga
Penggantinya bukan tidak ada, hanya tak akan pernah sama
Paradoks hidup yang menyapa hamba
Dengan rendah hati aku tiada berhenti mencintai
Kunikmati senyap dengan secangkir kopi murni
Menyapa diri sendiri, mengisi kerinduan nurani
Menatap jiwamu yang melambai dari seberang dimensi
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.