Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Secangkir Kopi Berteman Sepi

ilustrasi secangkir kopi (pixabay.com/cocoparisienne)

Bahkan rembulan tak lagi memberi terang
Bayang mentari entah ke mana menghilang
Terlalu jauh aku mengayuh bahtera kesenyapan
Terlampau garang ombak yang menerjang
Setiap cobaan menghadang, menguji ketabahan

Seribu masa menahan hampa
Nampak sia-sia bagi lain manusia
Seribu bulan menghitung denyutan hening jiwa
Tertawa, mereka tertawa menatap hamba

Permata yang berharga pupus lenyap tanpa terduga
Penggantinya bukan tidak ada, hanya tak akan pernah sama
Paradoks hidup yang menyapa hamba
Dengan rendah hati aku tiada berhenti mencintai
Kunikmati senyap dengan secangkir kopi murni
Menyapa diri sendiri, mengisi kerinduan nurani
Menatap jiwamu yang melambai dari seberang dimensi

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Chalimatus Sa'diyah
EditorChalimatus Sa'diyah
Follow Us