Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Semadiku di Pangkuan Malam

ilustrasi diam di kegelapan malam (pexels.com/KoolShooters)

Angin membangun pengembaraan dari tanah seluruh

Membelah sunyi semadiku tak berkeruh

Menuju kabut yang memagut raut kalut

Adakah sisa kidungku di ujung was-was

Meregang dikekang halang

 

Takzimku teruntuk penguasa tepian

Si perangkul asa dan rasa

Aku lestari diam kelam di Pangkuan Malam

Kala detak nadi membawa arus langkahku

 

Siapa yang terikat?

Memori lalu itu berputar mengelilingi Kelu

Tapi tak memikat

 

Aku berseteru karena cerita

Buaian angin yang membelai surai-surai

Sedang aku merenung murung

Akankah panjatanku terkurung?

Tidakkah lantunanku tak bertepi

Menyisir sekadar tak rapi

 

 

Gelap diam, jalan muram, aku menggumam

Akankah penguasa tepian menjadi saksi

Bahwa angin sudah Sudi

Melebur bersama ceritaku jadi satu

Mengembara menuju 7 penjuru

Memburu

Bersama semadiku di pangkuan malam

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Widakdo
EditorWidakdo
Follow Us