Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Sepasang Pensil

Unsplash/Joanna Kosinska

Kugenggam pensil ini

Kubiarkan yang satu tergeletak

Pensil pensil ini menggoreskan takdir

Pensil A atau B

Takdir baik atau buruk

Semuanya kembali pada raga ini

Seperti niat baik dan buruk

Semuanya aku yang tentukan

Aku tak bisa menyalahkan siapapun

Semua yang kualami

Berawal dari tindakanku sendiri

Semua luka yang kurasa

Adalah bagian dari pendewasaan

Semua tawa yang kuterima

Adalah penyedap pahitnya hari yang sudah-sudah

Aku tergugu

Memandangi kertas kehidupanku

Aku sadar

Berapa banyak keliru kubuat

Berapa banyak air mata kukuras

Berapa kali pula Tuhan limpahkan nikmat

Seakan aku tak pernah berbuat dosa

Tuhan begitu baik

Masih mengizinkanku hidup dan berkembang

Meskipun aku sering lupa saat sedang senang

Hanya bisa mengeluh saat ujian datang

Tuhan selalu punya cara

Untuk mengangkatku lebih tinggi

Dan membuatku semakin ingin

Mendekatkan diri sebelum terlambat

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us