Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Simfoni Kenangan

pexels/SplitShire
pexels/SplitShire

 

detak jam malam ini buyarkan lelapku
meminta pejam 'tuk menjauh
merelakan mimpi pergi sejenak
dari benak yang enggan berhenti memuja
pada sunyi, pada kelam dini hari

sayup terdengar ketakutan yang menyerang getar
memaksa telinga merindukan tuli
atas hingar yang tak diundang
mengisi kosong dengan hampa
pada sukma, pada hati yang ringkih

sekelebat bayangmu hadir dan singgah
hinggapi ragu yang kian samarkan rasa
memandangi getir usang dalam dada
tentang rindu tanpa surut berujung nelangsa
pada raga, pada tubuh yang menjauh

alunan nada telah sampai pada penghujung hari
menuju pagi yang mendamba mentari
namun secuil pinta masih saja inginkan senja
dalam meditasi teduh dan tenang
pada jiwa, pada ruh yang gelisah

kali ini kubiarkan malam mengukir hati
dalam kesendirian menanti pagi
bersama simfoni gerimis tentang kenangan
yang hinggap lalu terbang tanpa mampu tersentuh
olehku, oleh kita...

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us